Diantara sikap mengultuskan yang
berlebihan kepada para imam adalah pernyataan kaum syi'ah bahwasanya para imammengetahui ilmu ghoib.
Dalam kitab Ushûl Al-Kâfi
Al-Kulaini berkata
باب أن الأئمة يعلمون علم ما كان وما يكون وأنه لا يخفى عليهم شيء
"Bab : Bahwasanya para imam mengetahui ilmu yang telah lalu, ilmu
yang akan datang, dan bahwasanya tidak ada sesuatupun yang tersembunyi/samar
bagi para imam" (Ushûl Al-Kâfi 1/316)
Sungguh ini adalah derajat yang
tinggi yang terkhususkan untuk Allah. Allah berfirman ;
إِنَّ اللَّهَ لا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ
Sesungguhnya bagi Allah tidak
ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. (QS Ali Imron
: 5)
رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى
عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ
Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengetahui apa
yang Kami sembunyikan dan apa yang Kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. (QS Ibrahim : 38)
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ
Katakanlah: "tidak ada
seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali
Allah (QS An-Naml : 65).
Bahkan yang lebih parah,
Al-Kulaini berkata :
باب أن الأئمة يعلمون متى يموتون وأنهم لا يموتون إلا باختيار منهم
"Bab : Bahwasanya para
imam mengetahui kapan mereka meninggal, dan bahwasanya mereka tidaklah
meninggal kecuali dengan pilihan mereka sendiri" (Ushûl Al-Kâfi 1/313)
Pernyataan bahwa para imam mengetahui ilmu ghoib, mengetahui apa yang akan
terjadi di masa depan, bahkan mengetahui seluruh apa yang ada di langit dan di
bumi…, bahkan mengetahui kapan mereka akan meninggal…bahkan mereka tidak
meninggal kecuali dengan pilihan mereka sendiri….
Ini semua melazimkan
kelaziman-kelaziman yang sangat buruk. Diantaranya :
Berarti para imam telah meninggaldengan bunuh diri.
Pertama : Al-Hasan bin Ali bin
Abi Tholib yang meninggal dalam kondisi diracun, berarti ada dua kemungkinan
yang ia hadapi.
- Kemungkinan pertama :
Al-Hasan tidak mengetahui bahwa telah dihidangkan padanya racun, lalu iapun
memakannya tanpa ia sadari. Dan ini menunjukkan bahwa beliau telah
tertimpa musibah yang berat akan tetapi beliau radhiyallahu 'anhu bersabar
dalam menghadapi ujian tersebut, bahkan beliau menutup-nutupi siapa yang telah
meracuni beliau. Inilah kepahlawanan dan kesabaran yang luar biasa yang sangat
terpuji.
- Kemungkinan kedua : Al-Hasan telah
mengetahui bahwa yang dihidangkan kepadanya adalah racun. Dan ini adalah
konsekuensi dari keyakinan orang-orang Syi'ah bahwasanya para imam mengetahui
masa depan bahkan mengetahui semua yang
ada di langit dan yang ada di bumi. Lantas jika ia telah mengetahui bahwa yang
dihidangkan baginya adalah racun kemudian ia masih nekat mengonsumsinya…,
bukankah ini merupakan tindakan konyol ?,
bukankah ini berarti ia telah mati bunuh diri!.
Bahkan ia sengaja dan rela mati bunuh diri, karena menurut keyakinan kaum
Syi'ah, para imamlah yang memilihi kematian mereka, karena mereka tidak akan
meninggal kecuali dengan pilihan mereka.
Kedua : Al-Husain bin Ali bin Abi
Tholib radhiallahu 'anhumâ, juga pada hekekatnya telah meninggal dengan
bunuh diri.
Karena ada dua kemungkinan pada
kondisi beliau sebelum terbunuh syahid di Karbala :
- Kemungkinan pertama : Ia tidak
mengetahui masa depan dan tidak mengetahui ilmu ghoib. Dan inilah yang benar,
karena tindakan-tindakan yang beliau lakukan menunjukkan akan hal itu. Seperti
(1) Beliau mengirim Muslim bin 'Aqil ke Iroq untuk mengecek dan memastikan
kondisi orang-orang yang hendak membaiat beliau. Kalau Al-Husain mengetahui
seluruh apa yang terjadi, dan seluruh apa yang ada di langit dan di bumi,
serta mengetahui isi hati manusia, maka
tidak perlu ia mengirim utusan untuk mengecek dan memastikan kondisi. (2)
Beliau tidak tahu bahwasanya penduduk Iraq akan berkhianat kepada beliau, serta
tidak tahu bahwasanya beliau akan terbunuh di Karbala, maka beliau radhiallahu
'anhu tetap berangkat menuju Karbala, sehingga akhirnya beliau meninggal syahid
di sana
- Kemungkinan kedua : Beliautelah mengetahui ilmu ghoib, mengetahui bahwasanya beliau akan dikhianati oleh
para pengikutnya. Beliau juga mengetahui bahwasanya Muslim bin 'Aqil
yang ia utus akan dikhianati dan akan terbunuh sebelum beliau terbunuh. Beliau
juga mengetahui bahwasanya beliau akan terbunuh bahkan akan tercabik-cabik di
Karbala, lantas beliau tetap berangkat ke Karbala…? Maka ini menunjukkan bahwa
beliau hendak mati bunuh diri. Bahkan menunjukkan beliau hendak membunuh
anak-anak beliau dan kerabat beliau, karenanya beliau mengajak mereka
seluruhnya ke Karbala !!. Bukankah ini merupakan tindakan konyol??. Apalagi
kematian tersebut atas pilihan beliau (menurut keyakinan Syi'ah)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar